Jumat, 19 Desember 2008

Pengganti yang jelek


Pengganti Yang Jelek
Khotbah Jumat
Oleh : H. Zulhendri ZK IS


Disampaikan di Masjid Iman
Lolong Katapiang Padang
Tgl 11 Juli 2008 M/ 08 Rajab 1429 H

Firman Allah dalam surat Maryam (19) : 59
Artinya; Maka datanglah sesudah mereka generasi pengga
shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan (QS.
Maryam : 59)

Khatib mengingatkan kita semua untuk memastikan ketaqwaan kita,Taqwa dalam artian mengamalkan seluruh isi kandungan Al-Qur’an, kalau ini kita amalkan Insya Allah kapanpun Malaikat maut menjemput kita Insya Allah kita dalam keadaan selamat .

Dalam ayat di atas Allah mengingatkan kita semua, bahwa bakal datang
pengganti yang sesat, pengganti yang tidak shalat (kalaupun shalat tapi tidak sempurna), disini
dikatakan menyia-nyiakan shalat kemudian memperturutkan hawa nafsunya, itu pengganti kita.
kalau kita lihat, kenyataan sekarang ini apa yang di khwatirkan Alquran ini telah terjadi..terlihat
ketika pengumuman Hasil UAN baru baru ini, bagaimana anak anak kita menyikapi kelulusannya, bagi yang lulus dengan cara kebut kebutan, pesta minuman (maaf) pesta sex, yang tidak lulus, histeris bahkan ada yang jatuh
pingsan, begitulah cara mereka mengahadapinya. pergaulan sehari generasi kita sekarang ini betul betul gawat, muda-muda yang belum bersuami istri sudah seperti orang yang menikah saja. Penghargaan dengan Shalat kurang sekali, ketika suara azan berkumandang di mesjid, tak ada pengaruhnya bagi mereka, seolah olah tidak ada hubungannya suara itu bagi mereka, ini generasi yang dihasilkan oleh generasi sebelumnya.
Kalau kita lihat sejarah, generasi sebelumnya itu cukup baik, cukup bagus
tapi bisa menghasilkan anak-anak seperti ini, bagaimana pula generasi ini nantik berkeluarga dan beranak,bayangkan bentuk akhlak anak yang di hasilkan oleh mereka orangtua yang tidak shalat dan memperturutkan hawa nafsunya.
Allah katakan disini di ayat 60 “kalau kita tidak sadar dan tidak bertobat, maka Allah tidak akan
mengampunkan kita, maka dalam kesempatan ini khatib ingin menghimbau dan mengajak kita
semua untuk membicarakan ini agar kita lebih berhati-hati, apa kesalahan-kesalahan yang kita
lakukan sehingga temuan-temuan yang demikian itu ada di depan kita.Maka yang harus kita perhatikan adalah..

Pertama : Pendidikan di sekolah

Pendidikan di sekolah setahu kita mengutamakan mutu pendidikan, matematika, fisika, kimia,
bahasa inggris tanpa memperdulikan akhlaknya sehingga mudah saja berbaur laki-laki dan
perempuan dalam satu sekolah, itu tidak bisa kita hindari karena memang kita tidak memiliki
pendidikan yang seperti itu, pendidikan kita pendidikan yang konfensional caranya begaimana?
Memang kita tanamkan betul kepada anak laki-laki kita dan anak perempuan kita bahwa dia ke
sekolah untuk belajar bukan untuk mencari jodoh, ada atau tidak kita menyampaikan itu kepada anak-anak kita “kalian ke sekolah menuntut ilmu nak, bukan mencari jodoh” sehingga mereka
lebih mementingkan pergaulannya daripada pendidikannya di sekolah, sehingga ketika dia
berpisah dengan kawannya atau lawan jenisnya, akan prustasi hilang semangat belajar bahkan ada yang bunuh diri, itu belum sebagai suami istri yang sah tapi hanya sebagai teman, berpisah bisa bunuh diri, itulah potret yang kita lihat sekarang dari anak-anak kita. Bagaimana dia yang menjadi kepala rumah tangga dan punya anak, pada kesempatan ini khatib berpesan mari kita ambil bagian dalam masalah ini, kita ingatkan anak kita apa tujuan sekolah.

Kemudian Kaum mukminin yang di rahmati Allah

Yang kedua yang harus kita perhatikan ketika anak kita berada dirumah.
Banyak diantara kita membiarkan anak-anak nonton tanpa sensor, kalau
pemerintah tidak bisa menyensor kita sebagai orang tua harus bisa, kita tahu ini boleh dilihat, ini tidak boleh di lihat. Dia lihat pemandangan di telivisi anak SD sudah pacaran, di SMP bagaimana
memperjuangkan cinta. Makin berat tantangancinta makin tinggi nilai pengorbanan cinta, biar melawan dengan orangtua daripada berpisah dengan yang dicinta. Padahala Islam mengajarkan kita untuk hormat kepada orang tua, di atas segala-galanya setelah Allah dan Rasulnya. Maka ketika anak dirumah kita gurunya bukan televisi.
Kemudian yang harus kita perhatikan adalah lingkungan dimana anak kita bergaul,banyak kita lihat orang tua membiarkan anaknya pergi dengan lawan jenisnya yang tidak muhrim. Sudah hilang perasaan di hati orangtua tampa merasa bersalah anaknya melakukan kesalahan besar, padahal al-Qur’an melarang betul dan disuruh kita untuk
menundukkan pandangan baik laki-laki maupun perempuan, sudah pasti dia tidak akan bisa
menundukkan pandangan ketiaka dia sudah berdua-dua dengan lawan jenisnya, Kalau dia
sebelum masuk jenjang rumah tangga, jenjang pernikahan dia telah pergi berdua-dua, kita
bayangkan sebelum menikah saja dia sudah bisa di bawa-bawa kemana pergi,nanti kalau sudah
menikah 2 tahun, 3 tahun yang laki-laki murah curiga kepada yang perempuan. Akan timbul pikiran , ketika sebelum nikah istri saya mudah dibawa bawa, sekarang telah menikah ini mungkin saja dia mau dibawa oleh lelaki lain .

Jadi kesalahan kita yang pertama tadi di sekolah kita biarkan anak kita bergaul denga teman
laki-laki yang tidak muhrim, kesalahan di rumah kita biarkan anak kita nonton seenak –
enaknya kemudian kita biarkan dia pergi kemana-mana kemudian kesalahan kita yang
lebih fatal kaum mukminin hanya karena alas an ekonomi kita menunda pernikahan anak
kita. Kita ingat bahwa dalam Islam tidak ada istilah remaja, istilah remaja itu orang kafir
yang membuat, istilah ABG itu orang kafir yang membuat, dalam Islam yang ada anak-anak
kemudian Dewasa. Kalau sudah baligh dia sudah dewasa boleh dia menikah Cuma karena ada
istilah remaja, ada istilah ABG sehingga posisinya dia ragu, saya bukan anak-anak lagi Cuma
saya belum besar, di kasih tanggungjawab pun tidak bisa karena dia belum besar di katakan
anak-anak bukan. Begitu besarnya usaha orang kafir mempengaruhi orang Islam, sehingga ada
juga ABG, remaja, dalam Islam itu tidak ada. Anak-anak, kemudian dewasa dia sudah boleh
menikah, jadi kalau sudah tamat SMA anak-anak kita dan sudah Nampak bagi kita bagaimana
sikapnya terhadap lawan jenisnya dan tidak bisa di larang, kemudian dipanggil anak tersebut dan
suruh dia untuk menikah. Jangan kita biar dia pergi kemana-mana dengan lawan jenis tanpa ada
ikatan pernikahan sebab anaknya nanti akan menjadi cucu kita. Allah telah katakana bahwa
generasi yang akan dating itu lebih buruk dari dari generasi sekarang’. Sebelum dia menikah
sudah itu dia kerjakan, bagaimana pula dengan anaknya nanti. Itu menjadi tanggungjawab kita
sebagai orang tua dan jangan menganggap bahwa itu bukan urusan kita. Jadi berniat betul kita,
hati-hati betul kita jan alasan ekonomi anak-anak kita tidak kita nikahkan. Misalnya anak kita
mengatakan “ Pa/Ma saya ada calon , sayamau menikah.banyak orangtua yang menunda pernikahan anaknya dengan alasan sederhana, Uang tidak ada.
Padahal al-Qur’an mengatakan bukan uang itu tiangnya bahkan ada mahar al-fatihah saja boleh oleh Nabi Kita.
Aku nikahkan engkau dengan mahar alfatihah, kemudian baca al-fatihah itu dan ada saksi dua orang itu sudah sah. Tidak perlu ditunggu pesta besar. Jadi kamu mukminin, kalau ada diantara kaum mukminin yang menunda pernikahan anak-anaknya karena uang tunggu lah azab Allah, doa yang kita panjatkan kepada Allah tidak di kabulkannya ketentuan Allah telah kita langgar k, kalau kerja Allah yang kita kerjakan Insya Allah Allah akan membantu kita. Ada satu lagi kaum mukminin yang parah di masyarakat kita yaitu tunangan. Kalau sudah tunangan,dianggap sudah menikah,sehingga ketika ada sepasang muda mudi pergi berdua, maka ada yang mengatakan, tidak apa apa, mereka sudah tunangan. Padahal Islam mengajarkan baru bisa berdua kalau sudah menikah bukan sudah tunangan.
Jadi kaum mukminin surat Maryam ayat 59 ini dimana Allah mengatakan “maka datanglah
sesudah mereka pengganti yang jelek yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa
nafsunya maka mereka kelak akan menemui kesesatan.
Dan langkah kita lakukan adalah bertaubat yang Allah jelaskan “kecuali orang-orang yang bertaubat” maka untuk itu kita bertuabat dengan mengakui kesalahan-kesalahan yang kita lakukan kemudian berjanji tidak mengulangi kesalahan, jadi baru dikatakan tidak sesat apabila telah pulang dari masjid ini kita melarang anak kita pacaran dan mensegerakan anaknya untuk nikah, melarang anak kia nonton
televisi yang merusak , baru dikatakan tidak sesat kalau tidak seperti itu masih tergolong kepada yang sesat dan takut kalau dipanggil oleh Allah dalam keadaan sesat
bagaimana nasib kita nanti di akhirat. Jadi ayat 60 “kecuali orang-orang yang bertaubat, orangorang
yang beriman, orang-orang yang beramal shaleh maka mereka itu akan masuk surga dan
tidak dianiaya sedikitpun.
Fa’tabiru Ya ulil Absar La’allakum Turhamun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MULAI SEKARANG

KUNJUNGI

KAMI DI SINI