Minggu, 04 Januari 2009


Hati Yang Lapang

Posting Zulhendri zk Is untuk Milis Smandu92 : 04 01 09

Suatu ketika, hiduplah seorang Uztadz yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang pe muda yang sedang dirundung banyak masalah, dan menceritakan Masalahnya kepada Uztadz tersebut .
Sang Uztadz hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..”, .
“Pahit. Pahit sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah , Sang Uztadz sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Sang Uztadz , lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu.
“Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah”. Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Sang Uztadz berkata lagi, Bagaimana rasanya?”. “Segar.”, sahut tamunya. “Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?”, tanya Uztadz lagi. “Tidak”, jawab sipemuda. Lalu Uztadz itu menepuk-nepuk punggung sipemuda
“Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama”. “Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung ! pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu”. .”Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksanatelaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan”. (..Sumber tidak diketahui)
Hati yang lapang dapat diibaratkan sebuah l apangan yang luas membentang, walaupun ada srigala, ada ular, ada kalajengking, dan ada aneka binatang buas lainnya, pastilah lapangan akan tetap luas. Aneka binatang buas yang ada malah makin nampak kecil dibandingkan dengan luasnya lapangan. Sebaliknya, hati yang sempit dapat diibaratkan ketika kita berada di sebuah kamar mandi yang sempit, baru berdua dengan tikus saja, pasti jadi masalah. Belum lagi jika dimasukkan anjing, singa, atau harimau yang sedang lapar, pastilah akan lebih bermasalah lagi. (Aa Gym)


Untuk itu marilah kita Gapai hati yang lapang…dengan Ridho setiap Apapun Yang Allah timpakan kepada kita…Radhiallahu anhum Waradu anhum…
Mereka Ridho dengan Apa Yang Allah Timpakan Dan Allahpun Ridho dengan Mereka….

1 komentar:

  1. Assalamualaikum.wr.wb
    Saya suka sekali dengan cerita & khutbah ustadz,mudah2n kita semua dapat melapang hati agar hidup ini terasa indah.:-)

    BalasHapus

MULAI SEKARANG

KUNJUNGI

KAMI DI SINI